Uperio


Apa Kandungan dan Komposisi Uperio?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Uperio adalah:

  • Per 50 mg tab FC:
    Sacubitril 24,3 mg, valsartan 25,7 mg
  • Per 100 mg FC tab:
    Sacubitril 48,6 mg, valsartan 51,4 mg
  • Per 200 mg tab FC
    Sacubitril 97,2 mg, valsartan 102,8 mg

Sekilas Tentang Valsartan Pada Uperio

Valsartan adalah antagonis reseptor angiotensin II, bekerja pada subtipe AT1. Di AS, valsartan diindikasikan untuk pengobatan tekanan darah tinggi, gagal jantung kongestif (CHF), dan pasca-infark miokard (MI). Obat ini dikenal dipasarkan oleh Novartis dengan nama dagang Diovan. Pada tahun 2005, Diovan® diresepkan lebih dari 12 juta kali di Amerika Serikat. Sebuah studi yang dirilis oleh Journal of Clinical Investigation pada tahun 2007 menemukan beberapa kemanjuran dalam penggunaan Valsartan dalam pengobatan dan pencegahan Penyakit Alzheimer meskipun penggunaan tersebut dianggap sangat eksperimental.


Administrasi


Tablet oral, mengandung 40 mg (skor), 80 mg, 160 mg atau 320 mg valsartan. Dosis biasa berkisar antara 40-320 mg setiap hari.


Di beberapa pasar tersedia sebagai Kapsul Gelatin Keras, mengandung 40mg, 80mg, atau 160mg valsartan.


Diovan HCT® mengandung kombinasi Valsartan dan hidroklorotiazid tetapi, tidak seperti Diovan®, hanya diindikasikan untuk hipertensi, bukan untuk CHF atau pasca-MI.


Efek samping


Paling sering, sakit kepala dan pusing.

Uperio Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Uperio?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Uperio adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Gagal jantung (NYHA II-IV) pada pasien dg pengurangan fraksi ejeksi (LVEF ≤40%).

Apa Saja Kontraindikasi Uperio?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Uperio dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

Hipersensitivitas, penggunaan bersamaan dengan inhibitor ACE, aliskiren pada pasien dengan diabetes tipe II atau gangguan ginjal (eGFR <60 mL / min / 1,73 m2). Riwayat angioedema terkait dengan ACE inhibitor atau terapi ARB sebelumnya. Angioedema turunan atau idiopatik. Ggn hati berat, sirosis bilier & kolestasis. Kehamilan.

Apa saja Perhatian Penggunaan Uperio?

Berikan hingga 36 jam setelah dosis ACE inhibitor terakhir. Co-administrasi dengan aliskiren pada pasien dg diabetes tipe II & gangguan ginjal (eGFR <60 mL / min / 1,73 m2); dengan bloker reseptor angiotensin. Menurunkan titrasi sementara / menghentikan pengobatan jika hipotensi & angioedema terjadi. Koreksi Na & / atau penipisan volume sebelum perawatan. Tidak direkomendasikan untuk penyakit ginjal stadium akhir. Hiperkalemia, stenosis arteri ginjal, peptida natriuretik tipe B. Segera hentikan jika angioedema terjadi. Pasien kulit hitam mengalami peningkatan kerentanan untuk mengembangkan angioedema. BNP bukan biomarker gagal jantung yang sesuai pada pasien yang diobati dengan Uperio. Pasien dg kelas fungsional NYHA IV & gangguan hati. Wanita yang berpotensi hamil harus menggunakan kontrasepsi yang sangat efektif selama & dalam 1 minggu setelah dosis terakhir Uperio. Kehamilan & laktasi. Anak <18 thn.


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Uperio Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Uperio, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Uperio?

Jika Anda lupa menggunakan Uperio, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Uperio Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Uperio?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Uperio yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Uperio?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Uperio yang mungkin terjadi adalah:

Efek samping Hiperkalemia, hipotensi, gangguan ginjal. Anemia, hipoglikemia, batuk, pusing, gagal ginjal, diare, hipokalemia, kelelahan, sakit kepala, sinkop, mual, gastritis, asthenia, hipotensi ortostatik, vertigo.

Apa Saja Interaksi Obat Uperio?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Uperio antara lain:

Aliskiren, inhibitor ACE, bloker reseptor angiotensin, statin, sildenafil, lithium, diuretik K-sparing termasuk antagonis mineral kortikoid (misalnya spironolakton, triamterena, amilorida); Suplemen K atau pengganti garam yang mengandung K, NSAID termasuk inhibitor COX-2 selektif, anion organik yang mengangkut polipeptida 1B1, 1B3, OAT3 (misalnya, rifampisin, siklosporin) atau MPR2 (misalnya, ritonavir) inhibitor.

Keamanan Penggunaan Obat Pada Wanita Hamil dan Menyusui

Hamil: UPERIO tidak boleh digunakan selama kehamilan. Jika kehamilan terdeteksi selama terapi, penggunaan UPERIO harus dihentikan sesegera mungkin.

Wanita berpotensi melahirkan, hamil: Wanita yang berpotensi hamil harus menggunakan kontrasepsi yang sangat efektif selama pengobatan dan selama 1 minggu setelah dosis terakhir UPERIO.

Menyusui: Tidak diketahui apakah UPERIO diekskresikan dalam ASI. Karena risiko potensial untuk reaksi obat yang merugikan pada bayi yang baru lahir / bayi yang disusui, UPERIO tidak dianjurkan selama menyusui.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Uperio?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Uperio:

100 mg dua kali sehari dua kali lipat hingga 200 mg dua kali sehari setiap 2-4 minggu. Pasien saat ini tidak menggunakan ACE inhibitor atau penghambat reseptor angiotensin II; dengan TD sistolik ≥100-110 mmHg; dengan kerusakan hati ringan atau AST / ALT> 2x diatas batas normal, gangguan ginjal sedang 50 mg dua kali sehari.

Bagaimana Cara Pemberian Obat Uperio?

Dapat diberikan dengan atau tanpa makanan.

Izin BPOM, Kemasan dan Sediaan

  • DKI1701700417A1, dus, 2 blister @ 14 tablet salut selaput 24,3 mg ; 25,7 mg
  • DKI1701700417B1, dus, 2 blister @ 14 tablet salut selaput 48,6 mg ; 51,4 mg
  • DKI1701700417C1, dus, 2 blister @ 14 tablet salut selaput 97,2 mg ; 102,8 mg

Apa Nama Perusahaan Produsen Uperio?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Uperio:

Novartis Pharma AG – Switzerland

Pendaftar

Novartis Indonesia

Sekilas Tentang Novartis
Novartis AG adalah suatu perusahaan farmas besar dunia asal Swiss yang menurut sejarahnya berdiri pada 1996 sebagai hasil dari penggabungan dua perusahaan farmasi besar yakni Ciba-Geigy dan Sandoz Laboratories yang keduanya merupakan perusahaan farmasi Swiss. Pada periode tahun 2000 hingga 2010 berbagai proses korporasi dilakukan oleh Novartis seperti membuat divisi agrobisnis bersama dengan perusahaan farmasi AstraZeneca yang kemudian bersama membentuk perusahaan baru bernama Sygenta. Di tahun 2003 Novartis menggabungkan dan mengkoordinasikan semua bisnis generiknya ke dalam satu divisi dan menggabungkan beberapa sub divisi ke dalam satu perusahaan, yang kemudian disepakati menggunakan kembali nama Sandoz sebagai nama perusahaannya. Tahun 2005 Sandoz mengakuisisi Hexal (perusahaan obat generik Jerman) dan Eon Labs (perusahaan farmasi Amerika Serikat). Tahun 2006 Novartis mengakuisisi Chiron Corporation. Chiron kemudian dibagi menjadi tiga divisi yakni Chiron Vaccines, Chiron Blood Testing, dan Chiron BioPharmaceuticals yang kemudian semuanya dimasukkan dalam Novartis Pharmaceutical ke dalam divisi yang berbeda.

Berlanjut di tahun 2009, Novartis mengakuisisi 85 persen saham perusahaan vaksin asal China, Zhejiang Tianyuan Bio-Pharmaceutical Co., Ltd. Setahun berikutnya Novartis secara penuh mengakuisisi Alcon (perusahaan produk eye care terbesar di dunia) yang kemudian berada di divisi Novartis Opthalmics sebelum akhirnya menjadikan Alcon sebagai suatu perusahaan sendiri. Pada 2018, GlaxoSmithKline mengumumkan bahwa pihaknya telah mencapai kesepakatan untuk membeli 36,5 persen saham Novartis.

Produk terkenal yang diproduksi oleh Novartis diantaranya Clozaril, Aclasta, Voltaren, Tegretol, Diovan, Neoral, Femara, Ritalin, Lamisil, dan lain-lain. Produk-produk ini telah dipasarkan di banyak negara di dunia termasuk Indonesia. Kantor pusat Novartis ada di Basel, Swiss. Di Indonesia Novartis berdiri dengan nama PT. Novartis Indonesia dengan lokasi kantor di AXA Tower Lt. 26, Kuningan, Jakarta .