Unisia


Apa Kandungan dan Komposisi Unisia?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Unisia adalah:

Per 8 mg/5 mg tab Candesartan cilexetil 8 mg, amlodipine 5 mg

Sekilas Tentang Takeda
PT Takeda Indonesia adalah suatu perusahaan farmasi yang merupakan cabang dari Tekeda Pharmaceuticals, suatu perusahaan farmasi terbesar di Asia yang berkedudukan di Tokyo, Jepang. PT Takeda Indonesia didirikan pada 28 September 1971 dan memproduksi berbagai macam produk farmasi seperti obat-obatan resep meliputi obat kardiovaskular dan metabolik, onkologi (obat kanker), neurologi, gastrointestinal, anti hemoroid, dan anti insomnia. Selain obat resep, PT Takeda Indonesia juga memproduksi obat-obatan atau produk OTC (Over The Counter) yang dapat dibeli dan digunakan tanpa resep dokter. Di Indonesia, salah satu produk OTC yang terkenal adalah produk suplemen vitamin C, Vitacimin.

Takeda Pharmaceuticals awalnya adalah suatu perusahaan distributor obat yang didirikan oleh Chobei Takeda I pada 1781 di Osaka. Pada 1925 perusahaan ini resmi membentuk badan usaha. Di tahun 1977, Takeda Pharmaceuticals mulai masuk ke pasar Amerika Serikat dan menjalin kerja sama dengan Abbott Laboratories. Hasil kerja sama ini menghasilkan suatu perusahaan baru bernama TAP Pharmaceuticals. Beberapa produk yang dihasilkan oleh perusahaan hasil joint venture ini antara lain Lupron (leuprorelin), Prevacid (lansoprazole), Actos (pioglitazone), dan lain-lain.

Beberapa perusahaan farmasi yang diakuisisi oleh Takeda Pharmaceuticals antara lain Nycomed (2011), URL Pharma (2012), BioMotiv (2014). Pada tahun 2015, Takeda Pharmaceuticals menjual salah satu unit bisnisnya yakni divisi respiratory drugs pada AstraZeneca. Berturut-turut pada tahun selanjutnya, Takeda Pharmaceuticals mengakuisisi perusahaan lainnya seperti Ariad Pharmaceuticals, TiGenix (2018), dan Shire (2019).
Sekilas Tentang Amlodipine Pada Unisia
Amlodipine adalah obat yang digunakan untuk terapi pengobatan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyakit arteri koroner pada pasien dengan angina stabil dimana nyeri dada biasa terjadi saat sedang berada pada kondisi tertekan secara fisik dan emosi atau angina vasospastik tanpa disertai dengan gagal jantung.

Amlodipine dapat digunakan sebagai terapi tunggal atau terapi kombinasi untuk manajemen hipertensi dan penyakit arteri koroner. Amlodipine dapat digunakan pada pasien dengan rentang usia 6 hingga 17 tahun. Wanita hamil dan menyusui dilarang menggunakan obat ini.

Efek samping yang dapat terjadi akibat penggunaan amlodipine meliputi sakit perut, mual, kelelahan, dan bengkak. Efek samping lainnya termasuk tekanan darah rendah atau serangan jantung. Pada pasien lansia atau pasien yang menderita penyakit hati, ukuran dosis harus dikurangi. Amlodipine bekerja dengan menghambat masuknya ion kalsium melintasi membran sel dengan target saluran kalsium tipe-L pada sel otot dan saluran kalsium tipe-N pada sistem saraf pusat sehingga mampu menghambat kontraksi otot polos dan mengurangi resistensi pembuluh darah tanpa mengurangi curah jantung. Akhirnya terjadi vasodilatasi dan penurunan resistensi pembuluh darah perifer yang kemudian mampu menurunkan tekanan darah. Selain itu obat ini juga mencegah penyempitan arteri koroner.

Amlodipine pertama kali dipatenkan pada 1982 dan disetujui penggunaannya untuk keperluan medis pada 1990. Amlodipine tersedia dalam bentuk besylate, mesylate, dan maleate. Oleh WHO dimasukkan dalam daftar obat paling esensial, efektif, dan aman untuk digunakan.

Amlodipine tidak direkomendasikan penggunaannya pada pasien penderita gagal jantung. Oleh FDA keamanan penggunaan obat ini untuk wanita hamil dimasukkan dalam kategori C.

Unisia Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Unisia?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Unisia adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

HTN

Apa Saja Kontraindikasi Unisia?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Unisia dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

Hipersensitivitas terhadap Unisia atau dihydropyridines. Pasien dengan diabetes pada aliskiren fumarat kecuali dengan tekanan darah yang tidak terkontrol secara signifikan meskipun pengobatan dengan terapi antihipertensi lainnya. Kehamilan.

Perhatian 

Hipersensitivitas. Tidak diindikasikan sebagai obat utama untuk pengobatan HTN. Pasien dengan stenosis arteri ginjal bilateral atau unilateral; hiperkalemia. Berikan perhatian penuh pada pasien yg sedang menjalani hemodialisis, diet asupan garam, terapi diuretik, hiponatremia, gagal jantung. disfungsi ginjal / hati. Dapat mengganggu kemampuan mengemudi & mengoperasikan mesin. Lansia.


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Unisia Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Unisia, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Unisia?

Jika Anda lupa menggunakan Unisia, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Unisia Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Unisia?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Unisia yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Unisia?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Unisia yang mungkin terjadi adalah:

Angioedema; shock, sinkop atau hilang kesadaran; gagal ginjal akut; hiperkalemia; disfungsi hati atau penyakit kuning; agranulositosis, penurunan WBC & trombosit; rhabdomyolysis; pneumonia interstitial; hipoglikemia; blok AV.

Apa Saja Interaksi Obat Unisia?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Unisia antara lain:

Dapat meningkatkan efek hipotensi dengan inhibitor ACE; beta-blocker, nitrogliserin, sildenafil. Meningkatkan kadar serum K dengan diuretik K-sparing misalnya, spirinolactone, triamtelene, eplerenone, suplemen kalium. Meningkatkan efek antihipertensi dengan diuretik misalnya, furosemide, trichloromethiazide. Peningkatan blokade sistem renin-angiotensin dengan aliskiren fumarat. Peningkatan reabsorpsi tubulus ginjal dengan lithium karbonat. NSAID dapat menurunkan efek hipotensi. Metabolisme amlodipine dapat menghambat scr kompetitif dengan inhibitor CYP3A4 misalnya, eritromisin, diltiazem, ritonavir, itraconazole. Meningkatkan metabolisme amlodipine dengan penginduksi CYP3A4 misalnya, rifampisin. Dapat meningkatkan kadar amlodipine dalam darah dengan jus grapefruit. Meningkatkan AUC simvastatin.

Sekilas Tentang Obat Antagonis Kalsium
Obat antagonis kalsium atau yang juga dikenal dengan sebutan calcium-channel blockers, calcium entry blockers, dan slow channel blockers adalah suatu zat atau obat yang bekerja pada kanal kalsium sehingga mencegah terjadinya influks ion kalsium dalam darah, sehingga menyebabkan efek vasodilatasi. Obat yang termasuk dalam golongan ini digunakan untuk menghasilkan efek dilatasi pembuluh darah perifer dan pembuluh darah jantung pada pasien hipertensi. Setelah terjadi dilatasi, maka tekanan yang dihasilkan oleh aliran darah terhadap dinding pembuluh darah mengalami penurunan.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Unisia?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Unisia:

Dws 1 tab 1x/ hr.

Bagaimana Cara Pemberian Obat Unisia?

Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan.

Bagaimana Kemasan dan Sediaan Unisia?

Dus @ 1 pouch @ 2 blister @ 10 tablet

Berapa Nomor Izin BPOM Unisia?

Setiap produk obat, suplemen, makanan, dan minuman yang beredar di Indonesia harus mendapatkan izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yaitu suatu Badan Negara yang memiliki fungsi melakukan pemeriksaan terhadap sarana dan prasarana produksi, melakukan pengambilan contoh produk, melakukan pengujian produk, dan memberikan sertifikasi terhadap produk. BPOM juga melakukan pengawasan terhadap produk sebelum dan selama beredar, serta memberikan sanksi administratif seperti dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin edar, disita untuk dimusnahkan, bagi pihak yang melakukan pelanggaran. Berikut adalah izin edar dari BPOM yang dikeluarkan untuk produk Unisia:

DKI1570701010A1

Berapa Harga Unisia?

Rp 260.000/dus

Apa Nama Perusahaan Produsen Unisia?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Unisia:

Takeda Indonesia