Daftar Isi
Nerisona® Combi
Diflukortolon Valerat
Klorkuinaldol
Kortikoid krim dengan tambahan zat antimikroba
Detail Nerisona Combi
penting, harap dibaca dengan teliti!
Apa Kandungan dan Komposisi Nerisona Combi?
Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.
Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Nerisona Combi adalah:1 g Nerisona® Combi mengandung 1 mg (0,1 %) diflukortolon valerat dan 10 mg (1%) klorkuinaldol.
Cara Kerja Obat
Diflukortolon valerat menekan peradangan pada keadaan kulit yang mengalami reaksi alergi dan peradangan dan mengurangi keluhan-keluhan subyektif seperti rasa gatal, rasa terbakar dan nyeri. Mengurangi pelebaran kapiler, edema interseluler dan infiltrasi jaringan ; menekan proliferasi kapiler. Hal ini mengakibatkan berkurangnya peradangan pada permukaan kulit.
Klorkuinaldol menghambat tumbuhnya bakteri, ragi, dermatofit dan kapang.
Nerisona Combi Obat Apa?
Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Nerisona Combi?
Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Nerisona Combi adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:
Meredakan manifestasi peradangan pada dermatosis yang peka terhadap kortikoid, dimana infeksi disebabkan oleh mikroorganisme yang peka terhadap Klorkuinaldol.
Kulit merupakan organ terbesar tubuh yang memiliki luasnya sekitar 2 m2 dengan ketebalan rata-rata 1-2 mm. Kulit terdiri dari lapisan epidermis, dermis dan hipodermis atau subkutis. Sebagai organ yang sangat penting bagi kelangsungan hidup, kulit memiliki fungsi menutupi dan melindungi organ-organ dibawahnya, mencegah infeksi, mengatur suhu tubuh, mengekskresi zat buangan, mensintesis vitamin D, dan menjadi sensor peraba. |
Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Nerisona Combi?
Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Nerisona Combi:
Pada permulaan pengobatan, Nerisona® Combi dioleskan secara tipis dua kali atau, mungkin, tiga kali sehari. Bila gambaran klinis telah membaik, satu kali pemakaian per hari telah mencukupi.
Overdosis:
Hasil uji toksisitas akut tidak mengindikasikan adanya resiko toksisitas akut yang terjadi setelah pemberian tunggal pada kulit secara berlebihan (pemakaian pada daerah yang luas dengan kondisi penyerapan yang baik) atau setelah pemakaian peroral secara tidak sengaja.
Pertanyaan yang Sering Diajukan
Apakah Aman Menggunakan Nerisona Combi Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?
Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Nerisona Combi, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.
Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Nerisona Combi?
Jika Anda lupa menggunakan Nerisona Combi, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.
Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Nerisona Combi Sewaktu-waktu?
Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.
Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.
Bagaimana Cara Penyimpanan Nerisona Combi?
Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.
Bagaimana Penanganan Nerisona Combi yang Sudah Kedaluwarsa?
Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.
Apa Efek Samping Nerisona Combi?
Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Nerisona Combi yang mungkin terjadi adalah:
Gejala-gejala ikutan seperti rasa gatal, rasa panas, eritema atau vesikulasi dapat terjadi pada kasus tertentu dengan pemakaian Nerisona® Combi.
Keadaan-keadaan berikut dapat terjadi jika preparat topikal yang mengandung kortikoid digunakan pada kulit yang luas (sekitar 10% dan lebih) atau diberikan dalam jangka waktu panjang (lebih dari 4 minggu): gejala-gejala lokal seperti atrofi kulit, telangiektasia, striae, pembentukan jerawat yang merubah kulit, dan efek sistemik dari kortikoid akibat absorpsi.
Sebagaimana kortikoid lain dalam pemakaian topikal, efek samping berikut mungkin terjadi walaupun jarang: Folikulitis, hipertrikosis, dermatitis perioral, reaksi alergi kulit terhadap salah satu bahan dari sediaan.
Efek Samping tidak bisa dihindari pada bayi yang baru lahir yang ibunya telah diobati secara ekstensif atau dalam jangka waktu lama semasa kehamilan atau selama menyusui (misalnya: pengurangan fungsi korteks anak ginjal, sekiranya diberikan pada minggu-minggu terakhir kehamilan).
Apa Saja Kontraindikasi Nerisona Combi?
Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Nerisona Combi dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:
Adanya proses tuberkulosis atau sifilis pada daerah yang diobati; penyakit-penyakit virus (misalnya: varicella, herpes zoster), rosasea, dermatitis perioral, reaksi kulit pasca vaksinasi pada area yang akan diobati.
Reaksi hipersensitif terhadap bahan aktif atau bahan tambahan.
Apa saja Peringatan dan Perhatian Penggunaan Nerisona Combi?
Nerisona® Combi tidak boleh mengenai mata apabila digunakan di daerah muka.
Jika kulit menjadi sangat kering selagi menggunakan Nerisona® Combi preparat netral berlemak (seperti: salep berlemak) dapat digunakan sebagai alternatif/ tambahan.
Sebagaimana diketahui pada pemakaian kortikoid sistemik, glaukoma dapat juga terjadi pada penggunaan kortikoid lokal (misalnya setelah penggunaan dosis besar atau penggunaan yang luas dalam jangka waktu lama, teknik pembalut kedap air (oklusi) atau penggunaan pada kulit di daerah sekitar mata).
Kehamilan dan Menyusui
Studi percobaan pada binatang dengan glukokortikosteroid, telah menunjukkan toksisitas pada reproduksi.
Beberapa studi epidemiologi menduga adanya kemungkinan peningkatan resiko oral cleft (bibir sumbing) pada bayi yang baru dilahirkan dari wanita yang dirawat dengan glukokortikosteroid sistemik selama trimester pertama masa kehamilannya. Oral cleft (bibir sumbing) adalah kelainan yang jarang dan jika glukokortikosteroid sistemik bersifat teratogenik, hal ini dapat menyebabkan terjadinya peningkatan hanya satu atau dua kasus per 1000 wanita yang menjalani perawatan selama kehamilan. Data mengenai pemakaian glukokortikosteroid secara topikal selama masa kehamilan kurang memadai, bagaimanapun, diharapkan resiko yang lebih kecil karena ketersediaan sistemik penggunaan glukokortikosteroid secara topikal sangat rendah. Sebagai aturan umum, preparat topikal yang mengandung kortikoid sebaiknya tidak digunakan selama kehamilan trimester pertama. Indikasi klinik pengobatan dengan Nerisona® Combi harus diperhitungkan dengan 5eksama serta keuntungan dan resikonya haruslah dipertimbangkan terutama pada wanita hamil dan menyusui. Secara khusus, pengobatan pada daerah yang luas serta pemakaian yang lama harus dihindarkan.
lbu yang menyusui sebaiknya tidak melakukan pengobatan pada payudar4.
Izin, Kemasan & Sediaan Nerisona Combi
Dus @ Tube @ 5 g
Dus @ Tube @ 10 g
No. Reg.: DKI0771601229Al
Simpanlah obat-obat dengan baik dan jauhkan dari jangkauan anak-anak
Simpanlah di bawah 25°C.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Diimpor oleh:
PT. TRANSFARMA MEDICA INDAH,
Jakarta – Indonesia
Apa Nama Perusahaan Produsen Nerisona Combi?
Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Nerisona Combi:INTENDIS MANUFACTURING SpA,
Milan, Italia