Daftar Isi
Deskripsi Gliaride
Gliaride adalah produk obat dengan sediaan tablet yang diproduksi oleh Otto Pharmaceuticals. Gliaride mengandung zat aktif Glimepiride yang diindikasikan untuk mengontrol gula darah tinggi pada orang dengan diabetes tipe 2. Glimepiride termasuk dalam kelas obat yang dikenal sebagai sulfonylureas.
Glimepiride digunakan dengan program diet dan olahraga yang tepat untuk mengontrol gula darah tinggi pada orang dengan diabetes tipe 2. Obat ini juga dapat digunakan dengan obat diabetes lainnya. Glimepiride juga digunakan untuk membantu mengontrol gula darah tinggi membantu mencegah kerusakan ginjal, kebutaan, masalah saraf, kehilangan anggota tubuh, dan masalah fungsi seksual. Kontrol diabetes yang tepat juga dapat mengurangi risiko serangan jantung atau stroke.
Detail Gliaride
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Antidiabetik
Apa Kandungan dan Komposisi Gliaride?
Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.
Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Gliaride adalah: Glimepiride 2 mg; Glimepiride 3 mgBagaimana Kemasan dan Sediaan Gliaride?
Tablet- Satuan Penjualan: Strip
- Kemasan: Box, 5 Strip @10 Tablet
Apa Nama Perusahaan Produsen Gliaride?
Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Gliaride: Otto Pharmaceuticals- Etimasi harga: Rp 50.000 – Rp 80.000 / Strip
Glimepiride adalah obat antidiabetes sulfonilurea kerja menengah hingga panjang. Glimepiride menurunkan kadar glukosa darah melalui kedua kelainan NIDDM, dengan memicu sel beta pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin dan menginduksi peningkatan aktivitas reseptor insulin intra seluler perifer. Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Glimepiride diindikasikan untuk diabetes tipe 2 (NIDDM). Kontraindikasi Penggunaan glimepiride dikontraindikasikan pada mereka yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap glimepiride atau sulfonilurea lainnya. Interaksi obat Dengan NSAID seperti Salisilat, Sulfoamida, Klorampenikol, kumarin dan probencid dapat mempotensiasi aksi hipoglikemik glimepride. Tiazid, diuretik lain, fototiazid, produk tiroid, kontrasepsi oral, fenitoin cenderung menghasilkan hiperglikemia. Farmakologi Dengan Glimepiride, penyerapan gastro intestinal selesai tanpa gangguan makan. Penyerapan glimepiride yang signifikan terlihat dalam satu jam, dan didistribusikan ke seluruh tubuh, terikat pada protein plasma hingga 99,5% dan dimetabolisme oleh biotransformasi oksidatif dan 60% diekskresikan dalam urin, dan sisanya diekskresikan dalam tubuh. kotoran. Efek samping Efek samping yang mungkin terjadi setelah penggunaan glimepiride diantaranya gangguan gastro intestinal, jarang trombopenia, leukopenia, anemia hemolitik, kadang-kadang alergi. Pada minggu-minggu awal pengobatan, risiko hipoglikemia dapat meningkat. Glimepiride awalnya dipasarkan dengan nama brand Amaryl oleh Sanofi-Aventis. Glimepiride adalah sulfonilurea generasi ketiga pertama, dan sangat kuat. |
Gliaride Obat Apa?
Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Gliaride?
Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Gliaride adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:
Gliaride digunakan untuk mengontrol gula darah tinggi pada orang dengan Diabetes Tipe 2.
Diabetes merupakan kondisi di mana tubuh tidak dapat memproduksi insulin dengan benar. Hal ini menyebabkan meningkatnya kadar glukosa dalam darah. Diabetes yang umum terjadi adalah diabetes Tipe 1 dan tipe 2. Pada diabetes Tipe 1 pankreas tidak dapat memproduksi insulin sedangkan pada diabetes tipe 2 pankreas dapat membuat insulin tapi dalam kadar yang tidak cukup banyak. Ini menyebabkan tubuh tidak mendapatkan insulin secara optimal. Meningkatnya kadar gula dalam darah akan membuat penderita diabetes sering merasa haus atau lapar dan juga sering buang air kecil. Antidiabetes merupakan obat yang mengontrol tingkat glukosa (gula) dalam darah pada penderita diabetes. |
Berapa Dosis dan Aturan Pakai Gliaride?
Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Gliaride:
Obat ini termasuk dalam golongan obat keras, maka dari itu penggunaan obat ini harus dengan anjuran dan resep dokter. Aturan penggunaan Gliaride secara umum untuk dewasa adalah, dosis awal 1 mg setiap hari, dapat meningkat dengan penambahan 1 mg pada interval 1-2 minggu sesuai dengan respons. Dosis pemeliharaan 4 mg / hari, dosis maksimal 6 mg/hari.
Bagaimana Cara Penyimpanan Gliaride?
Simpan pada suhu 25 derajat Celcius.
Pertanyaan yang Sering Diajukan
Apakah Aman Menggunakan Gliaride Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?
Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Gliaride, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.
Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Gliaride?
Jika Anda lupa menggunakan Gliaride, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.
Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Gliaride Sewaktu-waktu?
Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.
Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.
Bagaimana Cara Penyimpanan Gliaride?
Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.
Bagaimana Penanganan Gliaride yang Sudah Kedaluwarsa?
Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.
Apa Efek Samping Gliaride?
Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Gliaride yang mungkin terjadi adalah:
Efek samping yang mungkin terjadi pada penggunaan Gliaride:
1. Gangguan gastrointentinal (GI)
2. Gangguan penglihatan sementara
3. Hipoglikemia (kadar gula darah rendah)
4. Peningkatan enzim hati
5. Trombositopenia (jumlah trombosit dalam tubuh menurun).
6. Leukopenia (endahnya jumlah sel darah putih).
7. Anemia hemolitik (kadar darah berkurang)
8. Reaksi alergi
9. Porfiria (kelainan genetik).
Overdosis
Gejala overdosis Glimepiride adalah mual, muntah, nyeri epigastrium, hipoglikemia, gelisah, tremor, gangguan penglihatan, masalah koordinasi, kantuk, koma, kejang-kejang.
Apa Saja Kontraindikasi Gliaride?
Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Gliaride dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:
Hindari penggunaan Gliaride pada pasien yang memiliki indikasi:
1. Hipersensitif terhadap glimepiride, sulfonilure, dan sulfonamid.
2. Diabetes Melitus tipe 1.
3. Pasien dengan kelainan ginjal berat dan gangguan fungsi hati.
4. Wanita hamil dan menyusui.
Apa Saja Interaksi Obat Gliaride?
Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Gliaride antara lain:
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Gliaride:
- Insulin, obat antidiabetik oral lainnya, allopurinol, steroid anabolik, hormon seksual pria, kloramfenikol, turunan kumarin, siklofosfamid, MAOI, mikonazol, asam p-aminosalisilat, pentoksifilin dosis tinggi (dosis parenteral) , azapropazone, oxyphenbutazone, probenecid, antibiotik quinolone, salisilat, sulfinpirazon, sulfonamid, tetrasiklin, tritoqualine dan trofosfamide dapat meningkatkan efek hipoglikemik
- Asetetazolamid, barbiturat, kortikosteroid, diazoksida, diuretik, epinefrin (adrenalin), agen simpatomimetik lainnya, glukagon, laksatif, asam nikotinat (dalam dosis tinggi) dapet menurunkan efek hipoglikemik
Bagaimana Kategori Keamanan Penggunaan Gliaride Pada Wanita Hamil?
Kategori keamanan penggunaan obat untuk wanita hamil atau pregnancy category merupakan suatu kategori mengenai tingkat keamanan obat untuk digunakan selama periode kehamilan apakah memengaruhi janin atau tidak. Kategori ini tidak termasuk tingkat keamanan obat untuk digunakan oleh wanita menyusui.
FDA (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat) mengkategorikan tingkat keamanan obat untuk wanita hamil menjadi 6 (enam) kategori yaitu A, B, C, D, X, dan N. Anda bisa membaca definisi dari setiap kategori tersebut di sini. Berikut ini kategori tingkat keamanan penggunaan Gliaride untuk digunakan oleh wanita hamil:Menurut FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat) mengkategorikan Gliaride ke dalam Kategori C dengan penjelasan sebagai berikut:
Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan binatang percobaan tidak dapat dilakukan. Obat hanya dapat diberikan jika manfaat yang diperoleh melebihi besarnya resiko yang mungkin timbul pada janin.
Otto Pharmaceutical merupakan suatu perusahaan farmasi yang berdiri pada tahun 1963 di kota Bandung, Jawa Barat. Pada tahun 1981, perusahaan ini diakuisisi oleh Mensa (Menjangan Sakti Group) sekaligus menjadi perusahaan farmasi pertama dalam lini perusahaan Mensa Group. Pada tahun 1991, Otto Pharmaceutical berhasil mendapatkan sertifikat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Kemudian pada Juni 2005 perusahaan mendapatkan sertifikat ISO 9001:2000 dari RWTUV GmbH Jerman sebagai pengakuan atas standar manajemen kualitas yang diterapkan dalam perusahaan. Otto Pharmaceutical memiliki area produksi seluas dua hektar yang digunakan untuk memproduksi produk betalaktam dan non-betalaktam serta sefalosporin. Fasilitas itu dilengkapi dengan gudang penyimpanan, riset and development, quality control, dan sebagainya. Perusahaan ini memiliki total karyawan sebanyak 600 orang dengan cakupan pemasaran produk tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pada tahun 2015, Otto Pharmaceutical bersama CKD Pharma (perusahaan asal Korea Selatan) membuat suatu perusahaan joint venture bernama PT. CKD Otto Pharma untuk memproduksi obat-obatan onkologi dan telah selesai membangun area fasilitas produksi obat kanker yang sesuai dengan standar Eropa (EU-GMP) yang produknya selain dapat dipasarkan di Indonesia juga dapat diekspor ke mancanegara. Fasilitas produksi baru ini mencakup area seluas 12.588 meter persegi dengan total investasi $ 30 juta dengan total kapasitas produksi 1,6 juta vial per tahun. Beberapa obat yang diproduksi seperti Oxaliplatin, Gemcitabine dan Docetaxel. Produk obat anti-kanker yang diproduksi telah mandapatkan sertifikat halal dari MUI |