Dexteem Plus


Apa Kandungan dan Komposisi Dexteem Plus?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Dexteem Plus adalah:


Pertablet: Dexchlorpheniramin maleate 2 mg, dexamethasone 0,5 mg.
Sekilas Tentang Dexchlorpheniramine Maleate Pada Dexteem Plus
Dexchlorpheniramine maleate adalah suatu agen antihistamin yang digunakan untuk terapi pengobatan gejala yang berhubungan dengan gatal-gatal atau urtikaria kronis seperti gatal pada kulit, kemerahan, dan muncul benjolan. Selain itu ia juga digunakan untuk meredakan gejala yang berhubungan dengan alergi (termasuk hayfever) seperti bersin, pilek, dan hidung gatal.

Obat antihistamin bekerja dengan mencegah efek zat yang disebut histamin. Histamin dihasilkan oleh tubuh sebagai akibat dari respon terhadap zat asing yang menimbulkan alergi bagi tubuh. Dexchlorpheniramine maleate tidak boleh digunakan oleh anak-anak berusia 2 tahun atau kurang. Wanita hamil dan menyusui sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.

Sekilas Tentang Dexamethasone Pada Dexteem Plus
Dexamethasone merupakan suatu jenis obat kortikosteroid yang digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit mulai dari rematik, penyakit kulit, asma, pembengkakan otak, hingga tuberkulosis. Obat ini penggunaanya bisa diberikan secara oral, injeksi otot, dan intravena. Obat ini pertama kali dibuat pada tahun 1957 dan digunakan pertama kali oleh dunia medis pada 1961.

Sebagai obat antiinflamasi, dexamethasone digunakan untuk terapi rheumatoid arthritis dan bronkospasme. Penderita kanker yang menjalani kemoterapi juga sering diberikan dexamethasone untuk melawan efek samping dari obat antikankernya. Dexamethasone dapat memperkuat efek antiemetik obat seperti ondansetron. Pada penyakit tumor otak, dexamethasone digunakan untuk melawan perkembangan edema yang dapat menekan struktur otak lainnya. Dexamethasone juga digunakan secara langsung sebagai agen kemoterapi pada kasus keganasan hematologis terutama pada pengobatan myeloma multiple.

Dexamethasone intravena juga efektif digunakan untuk mencegah mual dan muntah, khususnya pada orang yang telah menjalani operasi. Obat ini juga bisa digunakan untuk mempercepat pengobatan sakit tenggorokan. Keamanan penggunaan dexamethasone untuk digunakan oleh wanita hamil masuk dalam kategori C.

Dexteem Plus Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Dexteem Plus?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Dexteem Plus adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:


Alergi yang memerlukan terapi dengan kortikosteroid.

Perhatian

Hati-hati pada penderita glaukoma, hipertensi, osteoporosis, payah jantung, hamil dan menyusui.

Efek Samping

Gangguan keseimbangan elektrolit, mengantuk, mulut kering, vertigo.

Bagaimana Kemasan dan Sediaan Dexteem Plus?


Box @ 100 tablet .
Sekilas tentang obat antihistamin
Antihistamin adalah obat-obatan yang digunakan untuk mengobati rinitis alergi dan alergi lainnya. Antihistamin dapat memberikan rasa lega ketika seseorang mengalami hidung tersumbat, bersin, atau gatal karena serbuk sari, tungau debu rumah, atau alergi hewan. Biasanya orang menggunakan antihistamin sebagai obat pasar generik yang murah, dengan sedikit efek samping. Sebagai alternatif untuk menggunakan antihistamin, orang yang menderita alergi malah dapat menghindari zat yang mengiritasi mereka. Namun, ini tidak selalu mungkin karena beberapa zat, seperti serbuk sari, terbawa di udara, sehingga membuat reaksi alergi yang disebabkan oleh mereka umumnya tidak dapat dihindari. Antihistamin biasanya digunakan untuk pengobatan jangka pendek. Alergi kronis meningkatkan risiko masalah kesehatan yang mungkin tidak dapat diobati oleh antihistamin, termasuk asma, sinusitis, dan infeksi saluran pernapasan bawah. Dokter menyarankan agar orang berbicara dengan mereka sebelum penggunaan antihistamin dalam jangka waktu yang lebih lama.

Meskipun orang-orang biasanya menggunakan kata "antihistamin" untuk mendeskripsikan obat-obatan untuk mengobati alergi, para dokter dan ilmuwan menggunakan istilah tersebut untuk mendeskripsikan kelas obat yang menentang aktivitas reseptor histamin di dalam tubuh. Dalam pengertian kata ini, antihistamin digolongkan berdasarkan reseptor histamin yang mereka tindak lanjuti. Dua kelas antihistamin terbesar adalah antihistamin-H1 dan antihistamin-H2. Antihistamin yang menarget reseptor histamin H1 digunakan untuk mengobati reaksi alergi di hidung (misalnya, gatal, pilek, dan bersin) serta untuk insomnia. Mereka kadang-kadang juga digunakan untuk mengobati penyakit gerakan atau vertigo yang disebabkan oleh masalah dengan telinga bagian dalam. Antihistamin yang menarget reseptor histamin H2 digunakan untuk mengobati kondisi asam lambung (misalnya, ulkus peptikum dan refluks asam). Antihistamin-H1 bekerja dengan mengikat pada reseptor histamin H1 dalam sel mast, otot polos, dan endotelium di dalam tubuh serta di inti tuberomammillar di otak; antihistamin-H2 yang terikat pada reseptor histamin H2 di saluran pencernaan bagian atas, utamanya di lambung.

Reseptor histamin menunjukkan aktivitas konstitutif, sehingga antihistamin dapat berfungsi baik sebagai antagonis reseptor netral atau agonis terbalik pada reseptor histamin. Hanya beberapa antihistamin-H1 yang saat ini dipasarkan diketahui berfungsi sebagai agonis terbalik. Histamin menghasilkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah, menyebabkan cairan untuk keluar dari kapiler ke jaringan , yang mengarah ke gejala klasik dari reaksi alergi hidung dan mata berair. Histamin juga mempromosikan angiogenesis.

Antihistamin menekan respon wheal yang diinduksi-histamin (pembengkakan) dan vasodilasi dengan menghalangi pengikatan histamin ke reseptornya atau mengurangi aktivitas reseptor histamin pada saraf, otot polos vaskular, sel kelenjar, endotelium, dan sel mast. Gatal, bersin, dan respon inflamasi ditekan oleh antihistamin yang bekerja pada reseptor-H1. Pada tahun 2014 antihistamin seperti desloratadin ditemukan efektif sebagai pembantu untuk pengobatan standar jerawat karena sifat anti-inflamasinya serta kemampuan mereka untuk menekan produksi sebum.
Sekilas tentang alergi
Alergi atau hipersensitivitas tipe I (1 dari 4) adalah kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya imunogenik (antigenik) atau dikatakan orang yang bersangkutan bersifat atopik. Dengan kata lain, tubuh manusia bereaksi berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing dan berbahaya, padahal sebenarnya tidak untuk orang-orang yang tidak bersifat atopik. Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas tersebut disebut alergen.

Simtomanya meliputi mata merah, gatal-gatal, rhinorrhea, eksem, urticaria, atau serangan asma. Pada sebagian orang, alergi berat terhadap lingkungan, atau alergi makanan atau alergi obat-obatan atau reaksi terhadap sengatan dari tawon mungkin dapat membahayakan jiwa dengan timbulnya anafilaksis. Tidak semua reaksi dari hipersensivitas adalah alergi.

Reaksi alergi dapat diduga dan berlangsung cepat. Alergi disebabkan oleh produksi antibodi berjenis IgE. Maka pembengkakan terjadi dari bersifat tidak nyaman hingga membahayakan.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Dexteem Plus?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Dexteem Plus:


Dewasa dan anak diatas 12 tahun dosis awal 1 tablet setiap 4-6 jam sehari sesudah makan atau sebelum tidur.

Bagaimana Cara Pemberian Obat Dexteem Plus?


Diberikan bersamaan dengan makanan.

Apa Nama Perusahaan Produsen Dexteem Plus?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Dexteem Plus:


PT.Erlimpex.

HARGA

Rp 40.000