Daftar Isi
Apa Kandungan dan Komposisi Capozide?
Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.
Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Capozide adalah:Setiap tablet mengandung:
- Captopril 25 mg
- Hydrochlorothiazide 12.5 mg
Hydrochlorothiazide, kadang-kadang disingkat HCT, HCTZ, atau HZT adalah obat diuretik populer yang bekerja dengan menghambat kemampuan ginjal untuk menahan air. Hal ini mengurangi volume darah, menurunkan aliran darah kembali ke jantung dan dengan demikian curah jantung dan, dengan mekanisme lain, diyakini menurunkan resistensi pembuluh darah perifer. Hydrochlorothiazide dijual baik sebagai obat generik dan di bawah sejumlah besar nama merek, termasuk: Apo-Hydro, Aquazide H, Dichlotride, Hydrodiuril, HydroSaluric, Microzide, Oretic.
Cara kerja
Hidroklorotiazid termasuk golongan diuretik tiazid, bekerja pada ginjal untuk mengurangi reabsorpsi natrium (Na) di tubulus kontortus distal. Ini mengurangi tekanan osmotik di ginjal, menyebabkan lebih sedikit air yang diserap kembali oleh saluran pengumpul. Hal ini menyebabkan peningkatan output urin.
Indikasi
HCT sering digunakan dalam pengobatan hipertensi, gagal jantung kongestif, edema simtomatik dan pencegahan batu ginjal. Hal ini efektif untuk nefrogenik diabetes insipidus (efek paradoks, yang menurunkan pembentukan urin) dan juga kadang-kadang digunakan untuk hiperkalsiuria dan Penyakit Dent.
Hipokalemia, efek samping sesekali, biasanya dapat dicegah dengan suplemen kalium atau menggabungkan hidroklorotiazid dengan diuretik hemat kalium.
Efek samping
Beberapa efek samping yang mungkin dapat terjadi setelah penggunaan hydrochlorothiazide seperti:
Captopril merupakan suatu obat yang digunakan untuk menghambat engiotensin converting enzyme (ACE), enzim yang bertanggung jawab terhadap konversi angiotensin I menjadi angiotensin II yang mana angiotensin II bekerja mengatur tekanan darah dan merupakan suatu komponen kunci dalam sistem renin angiotensin aldosterone. Captopril biasanya digunakan pada pasien hipertensi, pasien jantung (gagal jantung kongestif, pasca infark miokard), menjaga fungsi ginjal pada pasien penderita neuropati diabetik.
Berbeda dari kebanyakan produk obat penghambat ACE, captopril merupakan suatu prodrug (bakal obat) yang baru aktif ketika dimetabolisme oleh tubuh. Sekira 70 persen pemberian captopril secara oral akan diserap tubuh dan bioavalaibilitasnya akan berkurang dengan kehadiran makanan dalam lambung. Sebagian diekskresikan di ginjal dan dibuang melalui urin sebagai komponen obat yang tidak berubah.
Efek samping yang mungkin dapat terjadi setelah penggunaan captopril seperti peningkatan level plasma bradykinin, angioedema, agranulositosis, proteinuria, hiperkalemia, teratogenisitas, hipotensi postural, gagal ginjal akut, leukopenia, dan lain-lain yang tidak disebutkan dalam tulisan ini. Batuk, gatal, takikardia, nyeri dada, palpitasi, dan kelemahan merupakan beberapa gejala munculnya efek samping.
Captopril pertama kali dipatenkan pada 1976 dan disetujui untuk digunakan dalam dunia medis pada 1980. Captopril ditemukan dan dikembangkan di E. R. Squibb & Sons Pharmaceuticals (sekarang Bristol-Mayers Squibb) atas konsep yang diberikan oleh Sir John Robert Vane, seorang ahli farmakologi asal Inggris. Obat ini dikembangkan oleh tiga ilmuwan dari perusahaan tersebut yakni Miguel Ondetti, Bernard Rubin dan David Cushman. Captopril memperoleh izin edar dari FDA pada 6 April 1981 dan mulai menjadi obat generik pada Februari 1996 saat hak eksklusif Bristol-Mayers Squibb untuk memasarkan obat ini berakhir.
Captopril tidak aman untuk digunakan oleh wanita hamil, oleh sebab itu oleh FDA tingkat keamanannya dimasukkan dalam kategori D.
Capozide Obat Apa?
Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Capozide?
Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Capozide adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:
Untuk mengobati hipertensi dan kelainan-kelainan pada organ jantung seperti : gagal jantung kongestif dan disfungsi ventrikel kiri setelah infark miokardial.
Cara Kerja Obat
Captopril adalah obat yang digunakan untuk mengobati hipertensi (tekanan darah tinggi) dan kelainan-kelainan pada organ jantung. Obat ini termasuk angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor golongan sulfhydryl.
Captopril bekerja dengan cara mencegah konversi angiotensin I menjadi angiotensin II, suatu zat vasokonstriktor endogen. Penghambatan ini menyebabkan kadar angiotensin II menurun. Penurunan juga terjadi pada kadar hormon-hormon simpatis seperti noradrenalin dan adrenalin. Di sisi lain terjadi peningkatan bradikinin, prostaglandin, dan nitrit oksida. Kedua hal ini menyebabkan terjadinya vasodilatasi terutama pada arteri perifer, sehingga tekanan darah sistemik menurun, beban afterload jantung berkurang, dan peningkatan aliran darah ke organ-organ penting seperti jantung dan ginjal. Pada pasien gagal jantung, ACE inhibitor juga menyebabkan dilatasi vena.
Hydrochlorothiazide atau disingkat HCT adalah obat diuretik yang termasuk ke dalam kelas tiazid. Hidroklorotiazid sering digunakan sebagai obat anti hipertensi yang bekerja dengan cara mengurangi kemampuan ginjal untuk menyerap terlalu banyak natrium yang bisa menyebabkan retensi cairan. Selain itu obat ini juga menurunkan resistensi pembuluh darah perifer sehingga terjadi penurunan tekanan darah.
Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Capozide?
Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Capozide:
Untuk hipertensi dan gagal jantung kronis:
Dosis dewasa : (untuk tablet mengandung captopril 25 mg dan hidroklorotiazid 15 mg) dosis awalnya, 1 tablet 1 x sehari. Dosis harian tidak boleh melebihi : 150 mg (captopril) dan 50 mg (hydrochlorothiazide).
Apa Saja Kontraindikasi Capozide?
Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Capozide dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:
- Jangan menggunakan obat ini pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap Captopril atau obat-obat yang termasuk ACE inhibitor
- Jangan menggunakan obat ini pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap Hydrochlorothiazide
- Kontra indikasi untuk pasien yang memiliki riwayat alergi obat-obat golongan sulphonamide
- Kontra indikasi untuk pasien angioedema yang terkait dengan penggunaan ACE inhibitor
- Kontra indikasi untuk pasien hereditary atau idiopathic angioneurotic oedema
- Tidak boleh digunakan bersamaan dengan aliskiren pada pasien diabetes
- Jangan menggunakan obat ini pada penderita stenosis arteri renalis bilateral, anuria dan gangguan ginjal berat
- Kontra indikasi untuk pasien collagen – vascular disease
- Tidak boleh digunakan oleh wanita hamil, terutama trimester 2 dan 3
Pertanyaan yang Sering Diajukan
Apakah Aman Menggunakan Capozide Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?
Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Capozide, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.
Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Capozide?
Jika Anda lupa menggunakan Capozide, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.
Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Capozide Sewaktu-waktu?
Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.
Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.
Bagaimana Cara Penyimpanan Capozide?
Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.
Bagaimana Penanganan Capozide yang Sudah Kedaluwarsa?
Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.
Apa Efek Samping Capozide?
Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Capozide yang mungkin terjadi adalah:
- Efek samping yang paling umum adalah batuk, yang terjadi karena peningkatan kadar bradikinin
- Efek samping lainnya adalah hipotensi dan gagal ginjal akut. Hentikan pemakaian obat ini bila tekanan darah sistolik turun menjadi < 90 mm Hg, atau kalium meningkat > 6 mmol/l, atau kreatinin meningkat 50% atau > 3 mg/dl
- Obat ini juga bisa menyebabkan hiperkalemia yang terjadi terjadi karena penurunan kadar aldosteron, hormon steroid yang berfungsi menahan natrium dan mengekskresi kalium
- Efek samping yang jarang tetapi sangat berbahaya akibat pemakaian Capozide adalah angioneurotik edema, yang biasanya timbul pada bulan pertama pemakaian
- Obat-obat ACE inhibitors diketahui bersifat teratogenik sehingga tidak boleh diberikan pada wanita hamil
- Efek samping lainnya adalah : gatal, sakit kepala, takikardia (detak jantung yang melebihi tingkat istirahat normal), palpitasi (kelainan detak jantung misalnya denyut tidak teratur, keras dan cepat), nyeri dada, ruam, kadang-kadang disertai demam, artralgia, dan eosinofilia
Apa saja Peringatan dan Perhatian Penggunaan Capozide?
- Obat ini dianjurkan digunakan satu jam sebelum makan
- Segera hentikan pemakaian obat jika anda positif hamil, karena obat-obat yang termasuk ACE inhibitor dapat menyebabkan cedera dan kematian pada janin
- Captopril diketahui ikut keluar bersama ASI. Ibu menyusui sebaiknya tidak menggunakan obat ini untuk menghindari efek buruk terhadap bayi
- Keamanan dan efektivitas obat ini pada pasien anak belum ditetapkan
- Penggunaan pada anak-anak bisa dilakukan jika pengendalian tekanan darah dengan cara lain tidak efektif
- Capozide hanya digunakan dalam pengawasan dokter, terutama pada permulaan terapi untuk antisipasi terjadinya penurunan tekanan darah yang drastis
- Jika mengalami tanda-tanda atau gejala angioedema seperti : pembengkakan wajah, mata, bibir, lidah, laring dan ekstremitas, kesulitan dalam menelan atau bernapas, suara serak segera hubungi dokter anda
- Segera hubungi dokter jika mengalami infeksi (misalnya, sakit tenggorokan, demam) yang bisa saja merupakan tanda terjadinya neutropenia atau edema progresif yang berhubungan dengan proteinuria dan sindrom nefrotik
- Sebaiknya jangan menggunakan obat diuretik hemat kalium atau suplemen yang mengandung kalium atau pengganti garam kalium selama menggunakan Capozide
- Berkonsultasi dengan dokter jika anda berkeringat secara berlebihan, dehidrasi, muntah, atau diare karena dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang drastis akibat berkurangnya cairan tubuh
- Jangan menghentikan pemakaian obat tanpa diketahui dokter
- Perhatian lebih harus diberikan pada pasien neonatus dan anak-anak, pasien usia lanjut, penderita penyakit ginjal, penyakit hati, diabetes melitus, asam urat, dan hiperlipidemia
Bagaimana Kategori Keamanan Penggunaan Capozide Pada Wanita Hamil?
Kategori keamanan penggunaan obat untuk wanita hamil atau pregnancy category merupakan suatu kategori mengenai tingkat keamanan obat untuk digunakan selama periode kehamilan apakah memengaruhi janin atau tidak. Kategori ini tidak termasuk tingkat keamanan obat untuk digunakan oleh wanita menyusui.
FDA (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat) mengkategorikan tingkat keamanan obat untuk wanita hamil menjadi 6 (enam) kategori yaitu A, B, C, D, X, dan N. Anda bisa membaca definisi dari setiap kategori tersebut di sini. Berikut ini kategori tingkat keamanan penggunaan Capozide untuk digunakan oleh wanita hamil:FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan sebagai berikut:
Hydrochlorothiazide kedalam kategori B:
Penelitian pada reproduksi hewan tidak menunjukkan resiko pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil / Penelitian pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin, tapi studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil tidak menunjukkan resiko pada janin di trimester berapapun.
Captopril termasuk kategori D:
Terbukti beresiko terhadap janin manusia berdasarkan bukti-bukti empiris yang didapatkan dari investigasi, pengalaman marketing maupun studi terhadap manusia. namun jika benefit yang diperoleh dipandang lebih tinggi dari resiko yang mungkin terjadi, obat ini bisa diberikan.
Obat ini telah terbukti menimbulkan efek yang sangat buruk pada wanita hamil, bahkan bisa menyebabkan cedera dan kematian pada janin. Oleh karena itu, sebaiknya dipilih terapi penurun tekanan darah yang lain. Penggunaan obat ini hanya jika obat lain tidak efektif dan manfaat yang diperoleh jauh lebih tinggi daripada resiko yang mungkin terjadi.
Apa Saja Interaksi Obat Capozide?
Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Capozide antara lain:
- Penggunaan bersamaan obat-obat yang mempengaruhi renin-angiotensin system (RAS) seperti angiotensin receptor blocker, ACE inhibitor (termasuk Capozide), atau aliskiren bisa meningkatkan terjadinya resiko hipotensi, hiperkalemia, dan kerusakan fungsi ginjal
- Penggunaan bersamaan NSAID (asam mefenamat, natrium diclofenac, aspirin, ibuprofen) dan obat-obat ACE inhibitor, dapat mengakibatkan kerusakan fungsi ginjal. Selain itu, NSAID juga dapat menurunkan efek antihipertensi ACE inhibitor
- Obat-obat seperti nitrogliserin dan golongan nitrat lainnya atau obat lain yang mempunyai aktivitas vasodilator harus dihentikan sebelum menggunakan Capozide
- Obat-obat diuretik (misalnya Hidroklorotiazid) dapat mengaktifkan sistem renin-angiotensin-aldosteron, sehingga bisa meningkatkan efek antihipertensi Capozide
- Obat yang termasuk beta-adrenergik blocker meningkatkan efek antihipertensi Capozide
- Penggunaan bersamaan dengan diuretik hemat kalium seperti spironolactone, triamterene, amilorid, atau suplemen kalium dan pengganti garam yang mengandung kalium, harus dilakukan secara hati-hati, karena obat-obat ini dapat menyebabkan peningkatan serum kalium
- Obat-obat ACE inhibitor dapat menyebabkan peningkatan kadar lithium dan gejala toksisitas lithium jika diberikan secara bersamaan
- Hydrochlorothiazide menyebabkan penurunan kontrol glikemik.
probenesid menyebabkan penurunan ekskresi ginjal captopril - Efek hipotensi captopril meningkat jika digunakan bersama obat hypotensives lainnya
- Penggunaan bersamaan dengan carbamazepine dan allopurinol dapat menyebabkan hiponatremia simtomatik dan gangguan fungsi ginjal
- Interaksi yang berpotensi fatal :
- Peningkatan risiko hipotensi, hiperkalemia, dan perubahan fungsi ginjal (termasuk gagal ginjal akut) jika digunakan bersamaan dengan aliskiren pada pasien diabetes
- Peningkatan depresi sumsum tulang pada terapi bersamaan dengan imunosupresan
- Menyebabkan peningkatan efek analgesik dan depresi saluran pernafasan morfin
- Potensiasi nefrotoksisitas yang disebabkan oleh aminoglikosida,
- Menyebabkan pengendapan toksisitas digitalis dan toksisitas lithium
Bagaimana Kemasan dan Sediaan Capozide?
Dus 10 x 6 tablet
Apa Nama Perusahaan Produsen Capozide?
Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Capozide:Bristol myers squibb