Aethyl Carbonas Chinin


Apa Kandungan dan Komposisi Aethyl Carbonas Chinin?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Aethyl Carbonas Chinin adalah:

Quinine ethyl carbonate 100 mg

Aethyl Carbonas Chinin Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Aethyl Carbonas Chinin?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Aethyl Carbonas Chinin adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Sebagai obat malaria.

Cara Kerja Obat

Quinine atau Kina adalah obat malaria yang merupakan alkaloid cinchona dan 4-metanolquinoline. Obat malaria ini bekerja dengan cepat dengan mengganggu fungsi lysosomal atau sintesis asam nukleat Plasmodia spp. Obat malaria ini tidak memiliki aktivitas terhadap bentuk exoerythrocytic.

Quinine digunakan sebagai obat malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum yang resisten terhadap klorokuin. Pada tahun 2006, tidak lagi direkomendasikan oleh WHO (World Health Organization) sebagai pengobatan lini pertama untuk malaria, dan obat ini hanya digunakan bila artemisinin/artesunate tidak tersedia.

Sekilas Tentang Malaria
Malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dari manusia dan hewan lain yang disebabkan oleh protozoa parasit (sekelompok mikroorganisme bersel tunggal) dalam tipe Plasmodium. Malaria menyebabkan gejala yang biasanya termasuk demam, kelelahan, muntah, dan sakit kepala. Dalam kasus yang parah dapat menyebabkan kulit kuning, kejang, koma, atau kematian. Gejala biasanya muncul sepuluh sampai lima belas hari setelah digigit. Jika tidak diobati, penyakit mungkin kambuh beberapa bulan kemudian. Pada mereka yang baru selamat dari infeksi, infeksi ulang biasanya menyebabkan gejala ringan. resistensi parsial ini menghilang selama beberapa bulan hingga beberapa tahun jika orang tersebut tidak terpapar terus-menerus dengan malaria.

Penyakit ini paling sering ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Gigitan nyamuk memasukkan parasit dari air liur nyamuk ke dalam darah seseorang. Parasit bergerak ke hati di mana mereka dewasa dan bereproduksi. Lima spesies Plasmodium dapat menginfeksi dan disebarkan oleh manusia. Sebagian besar kematian disebabkan oleh P. falciparum karena P. vivax, P. ovale, and P. malariae umumnya menyebabkan bentuk yang lebih ringan dari malaria. Spesies P. knowlesi jarang menyebabkan penyakit pada manusia. Malaria biasanya didiagnosis dengan pemeriksaan mikroskopis darah menggunakan film darah, atau dengan uji diagnostik cepat berdasarkan-antigen. Metode yang menggunakan reaksi berantai polimerase untuk mendeteksi DNA parasit telah dikembangkan, tetapi tidak banyak digunakan di daerah di mana malaria umum karena biaya dan kompleksitasnya. Antimalaria adalah zat yang digunakan untuk mematikan parasit malaria.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Aethyl Carbonas Chinin?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Aethyl Carbonas Chinin:

Dosis anak 

Pencegahan : 1-2 tablet 1 x setiap minggu. Obat diberikan sebelum tidur malam selama terjadinya wabah malaria.

Pengobatan : 3 x sehari 1-2 tablet. Obat diberikan selama 1 minggu atau diteruskan sampai 14 hari ke depan.

Bagaimana Cara Pemberian Obat Aethyl Carbonas Chinin?

Obat diminum bersama makanan.

Apa Saja Kontraindikasi Aethyl Carbonas Chinin?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Aethyl Carbonas Chinin dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

  • Kontra indikasi terhadap pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap Quinine, mefloquine atau quinidine
  • Jangan memberikan obat ini untuk penderita yang sering mengalami kram kaki pada malam hari
  • Kontra indikasi untuk pasien yang mengalami perpanjangan interval QT, tinnitus atau neuritis optik, miastenia gravis, hemolisis dan yang menderita blackwater fever
  • Quinine dapat menyebabkan gangguan irama jantung, dan harus dihindari pada pasien dengan atrial fibrillation, defek konduksi, atau blok jantung
  • Kina dapat menyebabkan hemolisis pada penderita defisiensi G6PD, namun risiko ini kecil dan biasanya tetap digunakan bila tidak ada alternatif lain
  • Tidak boleh digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti ritonavir, mefloquine, rifampicin, antiaritmia kelas IA dan kelas III, agen penghambat neuromuskular, obat lain yang diketahui menyebabkan perpanjangan QT, dan antasida yang mengandung Al dan / atau Mg


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Aethyl Carbonas Chinin Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Aethyl Carbonas Chinin, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Aethyl Carbonas Chinin?

Jika Anda lupa menggunakan Aethyl Carbonas Chinin, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Aethyl Carbonas Chinin Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Aethyl Carbonas Chinin?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Aethyl Carbonas Chinin yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Aethyl Carbonas Chinin?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Aethyl Carbonas Chinin yang mungkin terjadi adalah:

  • Aethylcarbonas Chinin (Euchinin) dapat menyebabkan reaksi tertentu pada darah dan sistem kardiovaskular yang tidak terduga dan bahkan mengancam jiwa, misalnya jumlah trombosit rendah dan sindrom hemolitik uremik / thrombotic thrombocytopenic purpura (HUS / TTP), sindrom perpanjangan QT dan aritmia jantung serius lainnya termasuk torsades de pointes, blackwater fever, leukopenia, dan neutropenia. Pada beberapa pasien yang peka, yang telah mengalami TTP bisa berkembang menjadi gagal ginjal
  • Obat malaria ini pada beberapa pasien juga dapat menyebabkan reaksi hipersensitivitas yang serius termasuk syok anafilaksis, urtikaria, ruam kulit yang serius, termasuk sindrom Stevens-Johnson dan nekrolisis epidermal toksik, angioedema, edema wajah, bronkospasme, hepatitis granulomatosa, dan gatal-gatal
  • Efek samping yang paling umum terjadi adalah Cinchonisme. Cinchonisme adalah sekelompok gejala-gejala akibat pemakaian cinchona seperti sakit kepala, vasodilatasi dan berkeringat, mual, tinnitus, gangguan pendengaran, vertigo atau pusing, penglihatan kabur, dan gangguan dalam persepsi warna. Gejala yang lebih parah misalnya muntah, diare, sakit perut, tuli, kebutaan, dan gangguan pada irama jantung

Apa saja Perhatian Penggunaan Aethyl Carbonas Chinin?

  • Aethylcarbonas Chinin (Euchinin) dapat menyebabkan masalah perdarahan yang serius dan mengancam jiwa. Dalam beberapa kasus, gangguan pada ginjal juga bisa terjadi. Segera beritahukan dokter jika Anda mengalami pendarahan atau memar yang tidak biasa (misalnya, gusi berdarah, hidung berdarah, urin gelap, kotoran berdarah, bintik ungu, coklat, atau merah yang tidak biasa pada kulit)
  • Penggunaan pada pasien dengan defek konduksi jantung, blok jantung atau AF, ibu hamil, dan ibu menyusui harus dilakukan dengan hati-hati
  • Lakukan pemantauan tanda-tanda kardiotoksisitas, kadar glukosa darah, CBC termasuk jumlah trombosit, LFT, EKG, dan pemeriksaan oftalmologi selama menggunakan Aethylcarbonas Chinin (Euchinin) (Quinine). Meskipun sediaa Quinine yang diberikan secara oral menyebabkan lebih jarang kejadian Cinchonisme , pemantauan-pemantauan di atas sebaiknya dilakukan

Bagaimana Kategori Keamanan Penggunaan Aethyl Carbonas Chinin Pada Wanita Hamil?

Kategori keamanan penggunaan obat untuk wanita hamil atau pregnancy category merupakan suatu kategori mengenai tingkat keamanan obat untuk digunakan selama periode kehamilan apakah memengaruhi janin atau tidak. Kategori ini tidak termasuk tingkat keamanan obat untuk digunakan oleh wanita menyusui.

FDA (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat) mengkategorikan tingkat keamanan obat untuk wanita hamil menjadi 6 (enam) kategori yaitu A, B, C, D, X, dan N. Anda bisa membaca definisi dari setiap kategori tersebut di sini. Berikut ini kategori tingkat keamanan penggunaan Aethyl Carbonas Chinin untuk digunakan oleh wanita hamil:

FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan Quinine kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.

Hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan ukuran keamanan penggunaan obat pada manusia. Oleh karena penelitian secara klinis yang terkendali dengan baik belum dilakukan, penggunaan obat-obat yang mengandung Quinine untuk ibu hamil harus dikonsultasikan dengan dokter.

Apa Saja Interaksi Obat Aethyl Carbonas Chinin?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Aethyl Carbonas Chinin antara lain:

  • Mengurangi klirens amantadine
  • Klirens berkurang jika digunakan dengan cimetidine
  • Meningkatkan efek antikoagulan warfarin dan antikoagulan lainnya
  • Mengurangi kadar plasma ciclosporin.
    meningkatkan kadar plasma digoxin
  • Meningkatkan risiko myopathy dan rhabdomyolysis jika digunakan dengan atorvastatin (obat kolesterol)
  • Bisa meningkatkan efek hipoglikemik antidiabetes oral
  • Interaksi yang berpotensi fatal : Peningkatan risiko perpanjangan QT dan torsade de pointes jika digunakan dengan mefloquine, agen antiaritmia kelas IA (misalnya quinidine, procainamide, disopyramide) dan agen antiaritmia kelas III (misalnya amiodarone, sotalol, dofetilide) dan obat lain yang diketahui menyebabkan perpanjangan QT ( Misalnya halofantrine, pimozide, thioridazine)
  • Mempotensiasi blokade neuromuskular obat-obat penghambat neuromaskular
  • Kadar plasma Aethylcarbonas Chinin (Euchinin) berkurangnya jika digunakan dengan rifampicin
  • Kadar plasma meningkat kadar jika digunakan dengan ritonavir
  • Penyerapan terhambat oleh antasida yang mengandung AT dan / atau Mg

Bagaimana Kemasan dan Sediaan Aethyl Carbonas Chinin?

Kaleng @ 1000 tablet 100 mg

Berapa Nomor Izin BPOM Aethyl Carbonas Chinin?

Setiap produk obat, suplemen, makanan, dan minuman yang beredar di Indonesia harus mendapatkan izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yaitu suatu Badan Negara yang memiliki fungsi melakukan pemeriksaan terhadap sarana dan prasarana produksi, melakukan pengambilan contoh produk, melakukan pengujian produk, dan memberikan sertifikasi terhadap produk. BPOM juga melakukan pengawasan terhadap produk sebelum dan selama beredar, serta memberikan sanksi administratif seperti dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin edar, disita untuk dimusnahkan, bagi pihak yang melakukan pelanggaran. Berikut adalah izin edar dari BPOM yang dikeluarkan untuk produk Aethyl Carbonas Chinin:

GKL7212524710A1

Apa Nama Perusahaan Produsen Aethyl Carbonas Chinin?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Aethyl Carbonas Chinin:

Kimia Farma

Sekilas Tentang Kimia Farma
PT. Kimia Farma merupakan suatu perusahaan farmasi Indonesia yang menurut sejarahnya sudah ada sejak jaman Hindia-Belanda. Perusahaan ini berdiri pada 1817 yang pada awalnya perusahaan ini bernama NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co yang kemudian oleh Pemerintah Indonesia dimasa awal kemerdekaan dinasionalisasi dan dilakukan peleburan dengan beberapa perusahaan farmasi lainnya pada 1958 yang kemudian namanya berubah menjadi PNF (Perusahaan Negara farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Pada 16 Agustus 1971, status PNF berubah menjadi PT dan namanya kembali mengalami perubahan menjadi PT. Kimia Farma (persero). Pada 4 Juli 2001, status PT. Kimia Farma berubah menjadi perusahaan publik seiring dengan pencatatan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (Saat ini menjadi Bursa Efek Indonesia) sehingga berubah namanya menjadi PT. Kimia Farma Tbk. Jumlah karyawan perusahaan ini diperkirakan mencapai 5.758 orang.

Perusahaan ini telah mengantongi berbagai sertifikat mutu seperti CPOB, ISO 9001, ISO 9002, ISO 14001, dan juga telah mendapatkan persetujuan dari US-FDA sehingga produk perusahaan ini bisa dipasarkan di Amerika Serikat.

PT. Kimia Farma memiliki beberapa fasilitas produksi yang terletak di berbagai daerah yang berbeda yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Sarolangun, Watukadon, dan Tanjung Morawa. Setiap fasilitas produksi memproduksi produk yang berbeda-beda.

Untuk pemasaran produk, PT. Kimia Farma melakukannya melalui anak perusahaannya bernama PT. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) yang memang dibentuk untuk pemasaran dan penjulan produk induk perusahaannya. Perusahaan ini memiliki 46 cabang yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.

Selain bergerak di bidang produksi produk obat dan farmasi, PT. Kimia Farma juga merambah bisnis apotek, laboratorium, dan klinik kesehatan. PT. Kimia Farma Apotek merupakan anak perusahaan yang didirikan untuk menjalankan dan mengelola bisnis apotek dan PT Kimia Farma Diagnostik untuk usaha laboratorium dan diagnostik. Baru-baru ini PT. Kimia Farma megakuisisi PT. Phapros, salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia.

Produk PT. Kimia Farma selain dijual di Indonesia juga diekspor ke berbagai negara di dunia. Beberapa produk yang dijual selain obat jadi dan sediaan farmasi, juga menjual bahan baku pembuatan obat seperti iodine dan quinine. Produk-produk tersebut diekpor ke beberapa negara seperti India, Jepang, Taiwan, New Zealand, dan negara-negara Eropa. Untuk produk kosmetik, produk PT. Kimia Farma telah berhasil menembus pasar Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Arab Saudi, dan Vietnam.