Daftar Isi
Deskripsi
Acebutolol memiliki sifat lipofili sehingga obat ini mampu melewati sawar darah otak. Oleh karena sifat ini Acebutolol memiliki efek samping pada sistem saraf pusat. Namun dibandingkan dengan obat golongan β-blocker lain yang memiliki dampak negatif pada lipid serum (kolesterol dan trigliserida), Acebutolol tidak menyebabkan penurunan HDL.
Acebutolol Obat Apa?
Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Acebutolol?
Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Acebutolol adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:
- Acebutolol hidroklorida digunakan untuk mengobati hipertensi pada orang dewasa. Obat ini dapat digunakan secara tunggal atau dalam kombinasi dengan obat antihipertensi lain, terutama diuretik
- Acebutolol juga digunakan untuk mengobati aritmia jantung baik ventrikel maupun atrial.
Bisa diguankan untuk infark miokard akut pada pasien berisiko tinggi
Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Acebutolol?
Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Acebutolol:
Dosis lazim dewasa untuk mengobati hipertensi
Dosis awal : 1 x sehari 400 mg atau 2 x sehari 200 mg. Jika perlu, setelah 2 minggu dosis dapat ditingkatkan sampai 2 x sehari 400 mg.
Dosis maksimal : 1.2 g / hari dalam dosis terbagi.
Dosis lazim dewasa untuk aritmia jantung
Dosis awal : 2 x sehari 200 mg, dosis dapat ditingkatkan sesuai respon pasien.
Dosis maksimal : 1.2 g / hari dalam dosis terbagi.
Penyesuaian dosis :
Dosis orang lanjut usia : Dosis pemeliharaan rendah. Hindari dosis> 800 mg / hari.
penderita gangguan ginjal (CrCl kurang dari 50 mL / menit) : dosis harian dikurangi 50 %.
penderita gangguan ginjal (CrCl kurang dari 25 mL / menit) : dosis harian dikurangi 75 %.
Apa Saja Kontraindikasi Acebutolol?
Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Acebutolol dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:
- Jangan digunakan untuk penderita yang mengalami reaksi hipersensitivitas terhadap acebutolol atau obat golongan beta blocker lainnya
- Tidak boleh digunakan untuk penderita hipotensi (tekanan darah rendah), brakikardia persisten berat, blok AV dari derajat 2 dan 3, syok kardiogenik, gagal jantung yang tidak terkendali (overt cardiac failure), sindrom sinus, asidosis metabolik, penyakit peredaran darah perifer berat, feokromositoma yang tidak diobati
- Obat-obat golongan beta blocker sebaiknya tidak diberikan kepada pasien dengan riwayat asma atau bronkospasme
- Karena memiliki sifat intrinsic sympathomimetic activity (ISA), sebaiknya tidak digunakan untuk angina baik stabil atau tidak stabil
Pertanyaan yang Sering Diajukan
Apakah Aman Menggunakan Acebutolol Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?
Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Acebutolol, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.
Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Acebutolol?
Jika Anda lupa menggunakan Acebutolol, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.
Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Acebutolol Sewaktu-waktu?
Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.
Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.
Bagaimana Cara Penyimpanan Acebutolol?
Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.
Bagaimana Penanganan Acebutolol yang Sudah Kedaluwarsa?
Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.
Apa Efek Samping Acebutolol?
Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Acebutolol yang mungkin terjadi adalah:
- Pada umumnya efek samping acebutolol pada sistem saraf pusat berupa Kelelahan, pusing, sakit kepala, insomnia, depresi mental, mimpi buruk, kecemasan, hyperesthesia atau hypoesthesia
- Efek samping pada saluran pencernaan misalnya sembelit, diare, mual, muntah, perut kembung, dispepsia, nyeri perut, mulut kering, haus, epigastric distress, anoreksia
- Efek samping pada saluran pernafasan : Sesak, batuk, faringitis, rhinitis, sesak napas, bronkospasme, asma
- Efek samping pada saluran kemih : frekuensi kencing, nokturia, disuria, impotensi
- Efek samping pada indera : gangguan penglihatan, sakit mata, konjungtivitis, tinnitus
- Efek samping yang lebih jarang misalnya gejala alergi seperti ruam kulit dan mata kering. gejala ini biasanya segera hilang setelah penggunaan obat dihentikan
Apa saja Peringatan dan Perhatian Penggunaan Acebutolol?
- Penderita blok AV derajat1 harus berhati-hati saat menggunakan obat ini
- Penggunaan acebutolol mungkin menutupi gejala hipertiroid dan hipoglikemia
- Hati-hati jika pasien juga menderita myasthenia gravis dan diabetes melitus
- Penggunaan acebutolol dapat memperburuk psoriasis
- Hindari penghentian pemakaian obat secara tiba-tiba karena dapat memicu badai tiroid atau infark miokardial, dan mungkin memperburuk angina dan aritmia ventrikel
- Perhatian juga perlu dilakukan oleh pasien yang menjalani operasi melibatkan anaestesi umum
- Obat ini harus digunakan secara hati-hati pada penderita gangguan ginjal. Pengurangan dosis mungkin diperlukan untuk pasien tersebut
- Acebutolol diketahui terdapat dalam ASI (air susu ibu). Gunakan pada ibu menyusui tidak dianjurkan
- Obat ini bisa menyebabkan pusing, dan terdapat potensi penurunan tekanan darah secara drastis yang mengakibatkan berkurangnya konsentrasi. Oleh karena itu selama menggunakan obat ini, sebaiknya tidak mengemudi atau menyalakan mesin yang membutuhkan konsentrasi tinggi
Bagaimana Kategori Keamanan Penggunaan Acebutolol Pada Wanita Hamil?
Kategori keamanan penggunaan obat untuk wanita hamil atau pregnancy category merupakan suatu kategori mengenai tingkat keamanan obat untuk digunakan selama periode kehamilan apakah memengaruhi janin atau tidak. Kategori ini tidak termasuk tingkat keamanan obat untuk digunakan oleh wanita menyusui.
FDA (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat) mengkategorikan tingkat keamanan obat untuk wanita hamil menjadi 6 (enam) kategori yaitu A, B, C, D, X, dan N. Anda bisa membaca definisi dari setiap kategori tersebut di sini. Berikut ini kategori tingkat keamanan penggunaan Acebutolol untuk digunakan oleh wanita hamil:FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan acebutolol kedalam kategori B dengan penjelasan sebagai berikut :
Penelitian pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil / Penelitian pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin, tapi studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil tidak menunjukkan resiko pada janin di trimester berapapun.
Karena belum ada studi klinis yang memadai pada manusia, sebaiknya penggunaan obat ini pada wanita hamil tetap dilakukan secara hati-hati dan atas rekomendasi dari dokter.
Apa Saja Interaksi Obat Acebutolol?
Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Acebutolol antara lain:
- Obat katekokolamin-depleting seperti reserpin kemungkinan mempunyai efek aditif bila diberikan bersamaan dengan obat-obat golongan beta blocker. Hal ini bisa menyebabkan hipotensi, bradikardi, vertigo, sinkop, atau hipotensi postural
- Hal yang sama juga bisa terjadi jika digunakan bersamaan dengan obat golongan calcium chanel blocker, dan amiodarone (obat anti aritmia dengan sifat chronotropic)
- Isopiramid (obat aritmia tipe 1 dengan efek inotropik kuat dan efek chronotropic) meningkatkan potensi terjadinya bradikardi berat, dan gagal jantung bila diberikan bersamaan dengan beta blocker
- Pemberian bersamaan dengan penghambat prostaglandin synthase misalnya indometacin, dapat mengurangi efek hipotensi obat-obat golongan beta blocker
- Efek antihipertensi obat beta-adrenoreseptor blocking agen menurun jika digunakan bersamaan dengan obat golongan NSAID
- Digitalis dan beta-blocker memperlambat konduksi atrioventrikular dan menurunkan detak jantung
- Penggunaan bersamaan digitalis dan beta blocker dapat meningkatkan risiko bradikardia
- Tidak ada interaksi yang signifikan dengan digoxin, hydrochlorothiazide, hydralazine, sulfinpyrazone, kontrasepsi oral, tolbutamid, atau warfarin telah diamati