Daftar Isi
Apa Kandungan dan Komposisi Abaktal?
Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.
Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Abaktal adalah:Pefloxacin 400 mg
Deskripsi
Abaktal (Pefloxacin) adalah antibiotik golongan kuinolon yang mempunyai spektrum luas, aktif terhadap bakteri gram negatif maupun gram positif. Abaktal (Pefloxacin) bekerja dengan cara menghambat dua tipe enzim II topoisomerase yaitu DNA Gyrase dan topoisomerase IV. topoisomerase IV memerlukan DNA terpisah yang telah direplikasi sebelum pembelahan sel bakteri. Dengan DNA yang tidak dipisahkan, proses terhenti dan bakteri tidak bisa membagi. Sedangkan DNA gyrase bertanggungjawab untuk supercoil DNA sehingga akan cocok di dalam sel yang baru terbentuk. kombinasi dari dua mekanisme di atas akan membunuh bakteri sehingga Abaktal (Pefloxacin) digolongkan sebagai bakterisida.
Pefloxacin adalah agen antimikroba. Ini adalah fluoroquinolone sintetis, milik kuinolon generasi ke-3.
Cara kerja
Spektrum aktivitas antibakteri
Pengujian in vitro & in vivo yang ekstensif telah membuktikan bahwa Abaktal memiliki spektrum antibakteri yang luas. MIC Pefloxacin bahkan melawan bakteri yang resisten terhadap beta-laktam dan aminoglikosida sangat rendah Tingkat plasma awal 4,0 mcg/ml, jauh di atas M.I.C. untuk patogen sensitif, siap dan cepat dicapai setelah dosis tunggal 400mg (oral atau i.v.) Tingkat penetrasi jaringan yang sangat baik dicapai dengan Pefloxacin dalam penelitian pada manusia dan hewan
Spesies yang biasanya sensitif (MIC < 1pg/ml) adalah Escherichia coli, Klebsiella, Enterobacter, Serratia, Proteus mirabilis, Proteus vulgaris, Citrobacter, Salmonella, Shigella, Haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus, dan Neisseria gonorrhoeae.
Spesies yang sensitif secara bervariasi termasuk Streptococcus dan Pneumococcus, Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter, Clostridium perfringens, Mycoplasma, dan Chlamydia.
Farmakokinetik
Konsentrasi Jaringan Jaringan bronkial 5 mcg/ml Konsentrasi orofaring 6 mcg/ml Amandel 9 mcg/ml Rongga sinus maksilaris Sinus 2,82 mcg/ml, 4,1 mcg/ml, 2-8mcg/ml aspirasi cairan sinus kistik sekret hidung Otot 5,6 mcg /ml Empedu kandung kemih 80 mcg /ml Empedu 78 mcg /ml Ginjal 90 mcg /ml Prostat 10 mcg /ml Jaringan ginekologi 38 mcg/ml 4-6 lebih tinggi dari konsentrasi serum, Miometrium- 38,6 mcg /ml, Tuba Fallopi 31,9 mcg /ml, Ovarium 44.8mcg/ml Jaringan pankreas 4.6mcg/ml Peritonium 3.5mcg/ml
Indikasi
Diindikasikan untuk kondisi berikut:
Kontraindikasi
Efek samping
Abaktal Obat Apa?
Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Abaktal?
Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Abaktal adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:
- Abaktal (Pefloxacin) digunakan untuk infeksi gastrointestinal
- Infeksi saluran kemih : uretritis gonokokal tidak terkomplikasi pada pria, gonorrhoeae (meski pemakaian Abaktal (Pefloxacin) mulai ditinggalkan karena adanya resistensi)
- Abaktal (Pefloxacin) juga digunakan untuk infeksi saluran nafas, THT, kulit dan jaringan lunak serta pengobatan dan pencegahan pada infeksi bedah
Antibiotika adalah segolongan molekul, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri molekul. Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desinfektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup. Antibiotik tidak efektif menangani infeksi akibat virus, jamur, atau nonbakteri lainnya, dan setiap antibiotik sangat beragam keefektifannya dalam melawan berbagai jenis bakteri. Ada antibiotika yang membidik bakteri gram negatif atau gram positif, ada pula yang spektrumnya lebih luas. Keefektifannya juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik mencapai lokasi tersebut. Antibiotika oral (diberikan lewat mulut) mudah digunakan dan antibiotika intravena (melalui infus) digunakan untuk kasus yang lebih serius. Antibiotika kadang kala dapat digunakan setempat, seperti tetes mata dan salep. |
Infeksi atau jangkitan adalah kolonalisasi (mengacu pada mikroorganisme yang tidak bereplikasi pada jaringan yang ditempatinya. Sedangkan "infeksi" mengacu pada keadaan di mana mikroorganisme bereplikasi dan jaringan menjadi terganggu) yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat paling membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri, parasit, fungi, virus, prion, dan viroid. Simbiosis antara parasit dan inang, di mana satu pihak diuntungkan dan satu pihak dirugikan, digolongkan sebagai parasitisme. Cabang kedokteran yang menitikberatkan infeksi dan patogen adalah cabang penyakit infeksi. |
Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Abaktal?
Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Abaktal:
2 x sehari 400 mg
Apa Saja Kontraindikasi Abaktal?
Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Abaktal dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:
- Abaktal (Pefloxacin) harus dihindari pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap Abaktal (Pefloxacin) atau antibiotik golongan kuinolon lainnya,
- Wanita hamil dan ibu menyusui
- Abaktal (Pefloxacin) juga kontra indikasi pada pasien dengan epilepsi atau gangguan kejang lainnya
- Defisiensi glukosa 6 – fosfat dehidrogenase
Pertanyaan yang Sering Diajukan
Apakah Aman Menggunakan Abaktal Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?
Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Abaktal, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.
Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Abaktal?
Jika Anda lupa menggunakan Abaktal, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.
Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Abaktal Sewaktu-waktu?
Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.
Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.
Bagaimana Cara Penyimpanan Abaktal?
Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.
Bagaimana Penanganan Abaktal yang Sudah Kedaluwarsa?
Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.
Apa Efek Samping Abaktal?
Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Abaktal yang mungkin terjadi adalah:
Kebanyakan efek samping Abaktal (Pefloxacin) bersifat ringan sampai sedang yang akan segera hilang ketika pemberian obat dihentikan. Namun, efek samping serius kadang terjadi.
- Efek samping yang paling umum seperti mual, muntah, diare , sakit kepala, susah tidur dan ruam pada kulit
- Abaktal (Pefloxacin) juga meningkatkan risiko tendonitis dan tendon pecah (paling tinggi di antara antibiotika kuinolon lain) , terutama pada pasien > 60 tahun , pasien yang juga menggunakan kortikosteroid , dan pasien dengan transplantasi ginjal , paru-paru , atau jantung
- Abaktal (Pefloxacin) seperti fluoroquinolones lain, diketahui juga memicu kejang atau menurunkan ambang kejang, dan dapat menyebabkan efek samping terhadap sistem saraf pusat lainnya
- Sakit kepala, pusing, dan insomnia juga dilaporkan cukup sering terjadi
- Kejadian yang jauh lebih jarang seperti tremor, psikosis, kecemasan, halusinasi, paranoia, dan percobaan bunuh diri, terutama pada dosis yang lebih tinggi
- Berbagai efek samping yang sangat jarang namun berpotensi fatal seperti nekrolisis epidermal toksik, sindrom Stevens-Johnson, aritmia jantung (torsades des pointes atau perpanjangan QT)
- Pneumonitis alergi, penekanan sumsum tulang, hepatitis atau gagal hati, dan phototoxicity / fotosensitifitas.
Obat harus dihentikan jika ruam, sakit kuning, atau tanda lain dari hypersentitivity terjadi
Apa saja Peringatan dan Perhatian Penggunaan Abaktal?
- Hati-hati pada pasien dengan penyakit hati karena ekskresi Abaktal (Pefloxacin) dapat berkurang pada pasien dengan gangguan fungsi hati yang berat ( misalnya , sirosis dengan atau tanpa asites )
- Efektivitas dan keamanan pemakaian pada anak-anak, wanita hamil dan menyusui belum terbukti
- Saat menggunakan Abaktal (Pefloxacin) usahakan pasien mendapatkan hidrasi yang baik
Keamanan penggunaan Pada Wanita Hamil
Penelitian pada reproduksi hewan menunjukkan Abaktal (Pefloxacin) memberikan efek buruk pada janin. Tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia , tetapi jika manfaat potensial terhadap ibu lebih besar daripada risiko pada janin maka obat ini bisa diberikan.
Apa Saja Interaksi Obat Abaktal?
Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Abaktal antara lain:
- Abaktal (Pefloxacin), seperti beberapa fluoroquinolones lainnya, dapat menghambat kerja enzim dalam metabolisme obat sehingga meningkatkan kadar obat-obat seperti siklosporin, theophyline, dan warfarin. jika level obat darah meningkat maka dapat menyebabkan efek samping lebih besar
- Pemantauan serum glukosa hati dianjurkan bila Abaktal (Pefloxacin) digunakan oleh pasien yang menggunakan obat anti diabetes golongan sulfonylurea
- Pemberian Abaktal (Pefloxacin) bersamaan dengan obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) dapat meningkatkan risiko stimulasi sistem saraf pusat dan kejang kejang
- Fluoroquinolones telah terbukti meningkatkan efek antikoagulan dari acenocoumarol, Anisindione, dan Dicumarol.
Selain itu ada peningkatan risiko cardiotoxicity dan aritmia ketika diberikan bersamaan dengan obat-obatan seperti Dihydroquinidine barbiturat, Quinidine, dan Quinidine barbiturat - Pemakaian kortikosteroid oral bisa meningkatkan risiko otot tendon pecah, terutama pada pasien usia lanjut
Bagaimana Kemasan dan Sediaan Abaktal?
Botol 10 tablet
Apa Nama Perusahaan Produsen Abaktal?
Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Abaktal:Phapros
PT. Phapros merupakan perusahaan farmasi Indonesia yang dirikan oleh grup usaha Oei Tiong Ham Concern (OTHC), suatu group konglomerat Tionghoa-Indonesia pada 21 Juni 1954. Group konglemat ini awalnya bergerak dibidang bisnis gula dan agro industri namun kemudian memperluas cakupan bisnisnya ke dunia farmasi. Awalnya perusahaan ini bernama NV Pharmaceutical Processing Industries disingkat "Phapros". Pada tahun 1961, perusahaan ini dinasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia melalui PT. Perusahaan Perkembangan Ekonomi Indonesia yang saat ini bernama PT. rajawali Nusantara Indonesia (persero). Pada November 2000, status perusahaan ini berubah menjadi perusahaan publik dimana PT. Rajawali Nusantara Indonesia memegang 53 persen saham dan sisanya dimiliki oleh publik. Pada 2019, PT. Phapros diakuisisi oleh PT. Kimia Farma dengan nilai 1,36 triliun. Phapros telah memperoleh banyak sertifikat mutu seperti CPOB, CPOTB, CPAKB, PSAK, ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO/EIC 17025, dan sebagainya. Saat ini jumlah varian produk yang diproduksi oleh PT. Phapros sekira 284 macam yang terbagi dalam beberapa kelompok seperti produk etikal, generik, OTC, dan agromed. Selain itu perusahaan ini juga memproduksi pesanan pihak ketiga. Beberapa produk terkenal yang diproduksi oleh Phapros diantaranya Antimo, Pehavral, Bioneuron, Hypobhac, dan sebagainya. Produk PT. Phapros telah tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan negara Asia Tenggara seperti Kamboja. |